Akulah Orang yang Kau Butuhkan Untuk Itu



Siapa yang sanggup memegang pedangku dalam perang ini…!?

Dalam sebuah kesempatan memeriksa pasukan kaum muslimin dalam perang Badar,
beliau ‘’melelang amal’’ kepada sahabat yang hadir saat itu.
Sebagian besar sahabat mengacungkan tangan, sebagai tanda
keinginan untuk memenuhi tawaran Rasulullah saw tersebut.

Rasulullah saw ternyata tidak terlalu tergoda untuk memuji
reaksi semua sahabat tersebut, kemudian beliau kembali berbicara,
“namun siapa dari kalian yang bisa memenuhi hak dari pedang ini…!?”,
Satu-persatu tangan para sahabat turun kembali, seraya berpikir kembali
untuk tetap bertahan dengan acungan tadi.

Suara itu terdengar dari kejauhan, “Apa hak pedangmu itu wahai Rasulullah…?”,
seorang laki-laki sederhana bertanya, Rasululullah saw mengatakan, bahwa
“Hak pedang ini adalah dipakai sebanyak mungkin membunuh para musuh Allah “.
Jawaban ini semakin membuat sahabat memiliki alasan untuk tidak mengacungkan tangannya.

“Aku adalah orang yang kau butuhkan untuk memenuhi hak pedang itu wahai Rasulullah..!”
Suara gagah itu terdengar jelas dan pasti, aura suaranya melukiskan betapa primanya jiwanya.
Spontan dia keluar dari barisan dan menuju Rasulullah saw yang berada didepan,
kemudian dia mengikat kepalanya dengan kain berwarna merah , lalu dia mengambil
pedang itu tanpa sarungnya dan dia letakkan dengan gagah di depan dadanya.
Semua mata tertuju kepadanya, dia telah menjadi “artis pada perang itu”, dengan dada yang membusung sambil memegang pedangnya, dia melangkah pasti
melewati barisan dan kembali ketempatnya semula, dia bernama Abu dujjanah ra.

Melihat itu, Rasulullah saw bersabda,
”Inilah cara jalan yang paling dibenci & dimurkai Allah swt diatas muka bumi,
Kecuali ditempat ini”.

Ini bukan pamer kesombongan, namun ini adalah refleksi jiwa yang gelisah.
Gelisah tentang siapa yang menjadi penjawab akan Sabda Rasulullah saw tersebut.
Para pahlawan selalu membutuhkan panggungnya, supaya dia bisa menampilkan
dari penampilan maksimal amal perjuangannya.
Para pahlawan membutuhkan “sayembara amal”, bukan untuk dikenal sebagai pahlawan,
namun itu adalah tangga investasi untuk menabung amal kepahlawanannya,
yang selalu dibutuhkannya.
Bukan dalam rangka hitung-hitungan dengan sesama manusia, namun untuk
Perhitungan dihari akhir kelak.
Semua pahlawan telah ditakdirikan hadir untuk melakukan amal prestasi yang prestasius,
Melakukan lompatan-lompatan keberanian dan menyegajakan dirinya untuk tetap
Selalu memiliki hasrat keberanian, karena mereka selalu sadar bahwa salah Satu dari pintu
Keberhasilan itu adalah keberanian .


Gang Depag
Gelisah,” takdir amal sang pahlawan..?”


(Ust. Syukri Wahid)

Beliau telah menulis sebuah buku berjudul

"Manajemen Gerakan Dakwah Dimasa Krisis, Belajar Dari Sejarah Perang Khondaq"

No Response to "Akulah Orang yang Kau Butuhkan Untuk Itu"

Posting Komentar